Jujur, hari ini aku sangat rindu. Merindukan hal-hal yang sudah berlalu,
tapi tidak akan mungkin bisa terlupakan. Orang-orang menyebut hal yang
tidak bisa terlupakan itu sebagai “kenangan”. Tapi bagi ku itu lebih
dari sebuah kenangan, bagi ku itu adalah surga tersendiri. Surga yang
mampu menyunggingkan senyum di wajah dan hati ku, kapanpun aku teringat
hal-hal yang tidak terlupakan tersebut. Untuk mengobati rasa kegaduhan
ini, ku nyalakan laptop dan menyalurkan lewat tulisan ini.
Telah jauh aku tempuh gigilnya perjalanan berkunjung dan berhenti
disetiap keramaian. Mencari rumah baru sejenak berlabuh. Menua dalam
waktu; Menunggu. Malam ini aku terjaga, aku kira aku mendengar notif
pesan dari smartphone ku. Pesan-pesan sederhana, candaan, bahkan saat
kau cemburu pun membuat mood hariku menjadi terjaga.. Ah, sialan! aku
tak bisa membedakan antara sebuah khayalan dan kenyataan.
Mengisi cangkir dengan pekatnya kopi, mengenyahkan ketakukan akan
mimpi-mipi, mencoba mencari cara. Mengenyahkan bau parfummu dari lengan
jaketku, mematikan rasa jemarimu disela rambutku, menulikan telingaku
dari lembutnya suaramu, aku melenggekan kepala, Ah, bahkan saat aku
memaksa menutup mata, yang ada bukanlah gelap. Tapi senyummu, wajahmu,
tubuhmu, adanya dirimu dan aku tau saat aku ingin melupakanmu, segala
indera tubuh menghianatiku.
Untuk mu, Kinanti. Aku ingin segera pulang, merebahkan lelah dihatimu yang rumah,
dipelukmu aku ingin dewasa dan menua, meneduhkan segala lelah dan luka.
Disampingnya aku ingin menemani, menemani berbagi kisah-kisah sepi,
menggurai simpul-simpul kehidupan yang letih, mengungkapkan segala
sekat-sekat hati, saling berbagi bahu sebagai pengganti tissue, lalu
kepadanya aku ingin ulurkan jemari, untuk sejenak dia raih dan genggam
menguatkan..
Dengan sepenuh hati aku ingin meyakinkan bahwa walaupun senyumnya yang
ramah tak pernah sedetikpun aku nikmati, bahwa aku hanyalah lelaki yang
dipenuhi segala ketidak mampuan, yang tak punya kemewahan untuk membeli
senyumanmu. Tapi hanya bisa menjanjikan untuk tetap disini dan tak akan
pernah meninggalkan. Tuhan, pada akhirnya aku masih menunggu,
bertanya-tanya apa yang bisa aku lakukan untuk membuat takdirmu
tertarik. Gemitang itu yang kan kupetik, atau lajur hujan yang harus
kutarik?
Oh iya, Kinanti! Sekarang aku sudah berhenti merokok, jarang bergadang hingga
larut, malah kebanyakan tidur. Rajin menabung, beribadah serta makan pun
sudah teratur.. Dan semoga kamu membaca pesan yang kelewat sederhana,
ini.
—
Jakarta Utara, Oktober 2019 (03:24 AM)
Please be so kind as to discuss with the beginning bit about “Lady Luck” and likelihood. Roulette tables out 우리카지노 there in} numerous sizes, but that standard measurement is round 4 by eight toes. Dual tables are double-sized and feature two Roulette wheels.
BalasHapus