For Ads

Post Top Ad

ArtikelCatatan

Catatan Kusam Anak Broken Home

Hening, malam kian larut, bahkan pagi menjelang. Sunyi, perlahan angin mengikis bulu-bulu kulit. Hawa dingin sudut kota Bandung Selatan kian menggigit. Senyap, pada sepi yang menelikung hati. Sendiri, dalam gelap. Terus menarikan jemari di atas keyboard laptop.

Sendiri, ku di sini. Di ruang yang dahulu pernah menorehkan prasasti sejarah untukku, kucoba kembali susun kepingan hati yang terserak, menyusunnya dengan penuh kehati-hatian agar tak ada celah setan menyusup.

aku belajar tafakuri. Derap rapat-rapat hati dengan dzikir agar tak ada tangis kesia-siaan.
Perlahan, ku obati luka atas goresan yang tersayat dalam hati, mengusapnya lembut, dengan sentuhan lantunan dzikir yang mulai terasa getarnya.

Dan, terus mencurahkan masa-masa dimana yang ingin ku curahkan semua coretan yang tanpa arti ini di dalam sebuah memo sederhana ini. Karena ketidak adanya yang bisa di ajak sharing dan paham akan masalah yang ku alami. Beban ini akan ku pikul dan tutup rapat-rapat dengan kantong ku sendiri, hingga Aku bisa belajar merendah sampai tak ada lagi orang yang merendahkankan dan menceritakan semua tentang dimana seorang bocah idiot yang lahir dari keluarga sampah ingin menciptakan sebuah kebahagiaan.

Bismillah…
Menjalani hidup sebagai anak korban broken home, tentunya kita tau seperti apa rasanya…
tapi bukan ini yang akan aku paparkan dalam tulisan sederhanaku. Ku sadari, bukan hal mudah menjalani peran sebagai anak korban broken home. Hingga kemudian, saat kaki ini mulai terasa lelah menapak alur skenario hidup, dalam pemberhentianku di antara terik untuk sejenak mengusap peluh, aku belajar menatap titah hidupku dari perspektif lain, pada sudut pandang yang nampak terang, tanpa bayang kabut yang menyelimuti kebeningan hati. Meskipun, Broken home menjadikan aku pincang tanpa keluarga, buta dan tuli tanpa kesempurnaan cinta seorang ibu. Serasa gelap gulita dan merenung adalah sahabat terbaik-ku.

Tapi…
Broken home mengajariku, tentang bagaimana aku harus memanage konsep ikhlash dalam penerimaan terhadap titahNya. Menerima kehilangan sebagai bentuk proses penempaanku untuk belajar mandiri menghadapi dinamika hidup, tidak terlalu bergantung pada kasih sayang cinta sesosok seorang ibu. Walaupun ada namun tak nampak. Broken home menuntunku untuk semakin mendekat dengan ruang kesabaran dan membuka kesadaranku bahwa keluh tidaklah mampu meringankan beban yang menindih pundak. Hanya dengan mendekat, bercakap dan memohon pada-Nya kedamaian hati itu aku dapat.
Broken home, terkadang sesekali aku murung melihat orang lain begitu gembira dengan keluarga masing-masing dan begitu harmonis melihat mereka. Aku tidak habis pikir kata "Mengapa?" Selalu menyelimuti kehidupanku. Sering kali aku bertanya ke penciptaku.. Ya tuhan kenapa kau menciptakan langit yang begitu indah, gunung yang begitu tinggi menjulang dan samudra yang begitu luas. Tetapi kau menciptakan aku dan keluarga ku dengan beribu-ribu ke malangan. Hal bodoh yang bertanya akan kesusahannya terhadap sang pencita, aku hanyalah manusia yang lemah.. Sangat lemah!

Broken Home, terkadang aku bersenderan ditembok meratapi semua "sedihnya jadi aku" dan perlahan angin mengikis pelan.. Lalu tembok dan angin pun berbisik.. "Kenapa kau begitu rapuh?" Ujarnya. Lalu aku balas.. "Aku hanyalah manusia yang lemah, ya sangat lemah!" Ujarku. Mereka pun membalas "Tak sudi kami melihat kamu mengeluh seperti ini karena masalah kecil, kau adalah manusia tangguh!" Ujarnya. Lalu aku balas.. "Diam! Kalian bermulut besar hanya bisa melihat seseorang secara kasar, kenali aku dengan benar! Dan maka aku akan memahami semua kata-kata kalian tanpa berpikir bahwa kalian semua hanyalah tembok dan sekumpulan angin." Ujarku.

Broken Home, seiring berjalannya waktu, umurku kian beranjak dewasa dan banyaknya masalah yang menerjang sering kali aku merasa lelah dan menangis dengan realita skenario-nya tuhan yang di perbuat. Menangis tidak akan menyelesaikan semua masalah, tapi setidaknya bisa meregangangkan semua persoalan dan menurut ku setiap orang berhak untuk menangis.. Menangis bukan berarti ia lemah, namun ia telah lelah untuk berpura-pura kuat dalam waktu cukup lama.

Broken home, menjadi penyemangat dalam kesungguhanku menggapai mimpi, terus menanamkan sugesti bahwa kesuksesan tak kan mampu aku genggam tanpa kesungguhan dan tak pernah membiarkan kesemangatan ini meredup, terus menyala dalam pengharapan akan masa depan yang lebih baik.

Broken home menjadi cambuk pelecut, atas pemetaan masa depanku tentang bagaimana aku harus mulai mempersiapkan diri agar kelak keluargaku tak terurai seperti kedua orang tuaku. Menuntunku untuk senantiasa berbenah menjadi manusia berkualitas agar kelak menjadi seorang ayah yang bertanggung jawab atas semua resikonya dan membangun rumah tangga dengan cinta dan berjalan seiring dengan istri shalehah membentuk keluarga harmonis yang dekat dengan Rabb-Nya.

Broken home memproteksi hatiku, mematikan rasa agar senantiasa terjaga kesuciannya, tak tersentuh oleh sosok yang tak semestinya dan menanggalkan pengharapan dalam penantian yang keliru. Karena hanya Allah, Allah sang pemilik hati. Dia yang akan menentukan pada siapa esok hati ini akan tertaut membentuk ikatan suci.

Broken Home adalah Hidayah yang paling sempurna, karena tuhan memberikan kado spesial itu dengan cara hidayah broken home dan sekaligus dibungkus melankolis, aku bisa belajar apa itu arti mandiri "di usia dini" yang hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapatkannya. Tapi aku percaya akan tuhan dimana doa-doaku dan ikhitiarku akan dihembuskan disuatu masa yang tepat. Tuhan tidak akan memberikan cobaan kepada umatnya melampaui batas kemampuan.

Broken Home, tanpa saya sadari memaksa kuat untuk bertahan disuatu masa dimana tajamnya batu kerikil dinamika kehidupan dan menujukkan seberapa kekuatan maksimal yang saya keluarkan untuk menjadi individu yang kuat. Aku tidak akan mengeluh atas getahnya kehidupan, karena hidup itu dijalani. Jika ikhtiarku sudah melampaui batas kemampuan apa boleh buat biarkan takdirku bertarung di ujung langit sana.

Broken Home, Sekian berjalannya waktu. Umurku sekarang beranjak menincak 18th, telah ku lalui pahit-manisnya atas sumber keruwetan hidup yang telah Tuhan berikan. Apakah tuhan benci, sangat benci? Pernah saya mengalami suatu kondisi dimana semua pikiran entah kemana "lost control" menerima kesedihan yang begitu dalam, meminum miras melebihi batas dosis, hingga tak sadarkan diri. Saya tahu itu sungguh memalukan, sungguh memalukan.. Tapi, setiap orang baik  tidak selamanya alim baik dan orang jahat tidak selamanya jahat. Biarkan seseorang bergelimang api-dosa sebab dosa yang dihikmati seseorang, seseorang akan belajar lebih dewasa.

Broken Home, pernah saya berbincang-bincang dengan salah seseorang yang entah itu tidak dikenal melalui sosial media instagram memposting sebuah photo-caption "Broken Home". melalui akun instagram nya dia berkata.. "Oh ibu dan ayah selamat malam selamat bertengkar hingga kau puas.. Oh ibu dan ayah selamat malam jangan hiraukan aku, tutup telingaku.. MENGAPA MASIH TERDENGAR!! ; Captain Jack - dari anakmu." Lalu dengan polosnya saya membalas tanpa basa-basi diphoto akun instagramnya.. sambil tersenyum "Akibat ke-tolol-an orang tua, anak yang jadi korbannya. Menjadi anak korban broken home yang kusadari, bukan hal mudah menjadi peran sebagai anak korban broken home. Hingga kemudian saat kaki ini mulai terasa lelah menapak alur skenario hidup, dalam pemberhentianku diantara terik untuk sejenak mengusap peluh, saya belajar menatap titah hidupku dari perspektif lain,pada sudut pandang yang nampak terang, tanpa kabut yang menyelemuti kebeningan hati." Ujarku. tak dipungkiri dia lalu mengomentari balik photo broken home tersebut.. "Krik krik jadi, menapaki jejak hidup yang terkadang kelam senantiasa tak selamanya kelam dan makin tenggelam namun ada beberapa yang menemukan titik terang dikala mulai jenuh dengan Lingkaran Setan yang berputar-putar disitu sahajah.. pasti ada saat dimana perang bathin terjadi."

Broken Home, bahwasanya masih banyak mereka yang menjadi korban "egoisme" orang tua disaat umur mereka masih belia, apa daya dikala saat itu mereka hanya mampu diam lugu dan menangis sendu dikala melihat drama nyata pertengkaran mereka. Mungkin ketika mereka kecil, mereka tak terlalu mengerti apa-apa namun kelak ketika mereka dewasa dikala kondisi "kejiwaan" tak mampu menghadapinya bisa sahajah mereka terjerat ke-"limbah hitam" dengan harap dapat melupakan semua dan tak lagi merasakannya. Memang, orang-orang bisa bilang "sabar.. itu cobaan, orang lain malah lebih dari seperti-mu" Hah.. bullshit! yang hanya bisa merasakan akan kegetigaran korban broken home, hanya anak itu sahajah. 

Bersambung..

Cermin kecil, melankolis.
Artikel Disunting 5/29/2016 (Minggu 11:25 PM)

Related Posts

66 komentar:

  1. Rata2 anak broken home selalu mempunyai kelebihan gan , jadi jangan bersedih hati .. gue suka banget artikel lo bro , berkualitas bangett

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang bro, biasanya anak broken home ada yang terjelembab sama lubang hitam. tapi tak selama nya hitam.. pasti ada satu masa dimana ia bakal bosen dengan lingkaran setan. dan terjadilah perang bathin :)

      Hapus
  2. Broken home, gue juga ngalamin gan waktu kecil. Ortu bertengkar terus sampe kepikiran negatif, tp alhamdulillah skrg lebih baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Allhamdullilah pertahanin bang keluarga yang sakinah :) Jangan sampai terurai berai.. hehe

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  4. broken home bisa ngerusak mental si anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jelas bro, mental mereka bakal terganggung.. cuman 1000/1 yang bisa nahan getir paitnya jilat broken home setetes demi setetes.

      Hapus
  5. ane juga anak broken home. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sabar bro, mungkin allah punya jalan cerita lain :)

      Hapus
    2. iya.. udah terbiasa kog :D

      Hapus
    3. Sabar bro.. semoga kita teteap di berikan punggung yang kuat :)

      Hapus
  6. Saya tumbuh dilingkungan yang hampir broken home karna perbedaan pendapat, tapi sekarang sudah menjalani kehidupannya masing - masing, dan ya pada akhirnya kita yang menjadi korban.

    By the way saya senang sama tulisan agan, adakah cita - cita ingin menjadi sastrawan? hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada yang lupa gw apus kalimat gw , wkwkwk -.-

      Hapus
    2. Broken home terjadi akibat ketololan orang tua dan anak yang menjadi korbannnya. tidak tau konsikwensi membangun rumah tangga. tidak tau atau enggak mau tau.

      Hapus
  7. Untuk anak broken home jangan putus asa dalam menjalan i kehidupan ini di kala kita bersedih pasti suatu saat kita bisa tersenyum bahagia dengan ortu kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bro dari cerita diatas, menggambarkan kerikikil tajam dari kehidupan broken home. :) Bersyukur masih bisa nafas :)

      Hapus
  8. sebenarnya permasalahan ini tergantung dari anak itu sendiri, dia mau hidup baik atau tidak, terkadang perceraian selalu di kambing hitamkan, sebenarnya sang anak aja ga mau di persalahkan karna kelakuan nakalnya,

    BalasHapus
    Balasan
    1. heehehe iya bro, pasti ada satu masa dimana ia bakal bosen dengan lingkaran setan. dan terjadilah perang bathin dimulai :)

      Hapus
  9. Banyak orang tua yg bisa dibilang belum siap tapi kebelet kawin, alhasil rumah tangga hancur dan anak jadi korban

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu sebabnya saya menulis artikel ini untuk kalian-kalian yang hendak membangun rumah tangga atau sudah membangun rumah tangga. janganlah berpisah/bercerai. "Kalian sih enak.. cuman ng3we, bikin anak terus pisah."

      Hapus
  10. Tetap semangat menatap masa depan !!!! masih bnyak hal indah n baik disana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bersemangat 45 menyusun kepingan hati yang telah hancur akibat pecahnya suatu keluarga, Derap rapat-rapat hati agar tak ada celah masuk untuk setan :)

      Hapus
  11. semoga jangan sampe terjadi kaya gitu gan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan jangan sampe kaya gitu bro, tapi udah kejadian. mengapa saya bikin artikel kaya gini juga. Usia saya sudah menginjak 18th. apa yang saya alami semoga bisa di amalin :)

      Hapus
  12. Harus Tetap Optimis Juga Bang Reza :D , Mungkin Kelak Bisa Lebih Dari Kata " Indah "

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetap bersyukur bro.. Ada pepatah "Semakin pohon tumbuh dewasa, maka semakin gede angin menerjang". jadi kesimpulan dari pepatah itu.. daridulu udah tau gimana paitnya dari getah kehidupan. Semoga Allah terus memperkuat punggungku :)

      Hapus
  13. jangan sampe bapak sama ibu ane pisah.. jangan sampe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Allah swt maha besar dan maha mengetahui. jadi apa yang diberikan bagi hamba nya tentu yang terbaik bagi hambanya. walaupun tuhan memberikan tidak sesuai dengan harapan, nikmatin aja bro.. Kunci buat nikamtin hidup yaaa itu bersyukur :)

      Hapus
  14. Anak broken home bisa menjadi sangat baik kedepannya atau malah sangat buruk. Semua itu tergantung gimana anak itu menyikapi masalahnya. Jika masalah kita besar kita harus percaya ada yang lebih besar dari masalah kita yaitu Allah SWT. Allah maha besar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang bro... biarkan seseorang bergelimang api-dosa. sebab dosa yang dihikmati seseorang akan tumbuh lebih dewasa :) Anak broken home hitam tidak selamanya hitam. pasti dia akan lelah terus terusan di lingkaran setan. Maka akan ada perang bathin dimulaii... - Cermin kecil, Melankolis.

      Hapus
  15. Balasan
    1. Ga perlu sedih bro, belajar realiti aja. Ibarat.. ada sungai luas, terus ceburin diri kita kedalam sungai itu. pasti ada dua pilihan. Pilihan pertama apakah kita mau berenang sampe ketepian? atau malah diam menyerah mati mengambang di sungai, kaya tai :D sorry sob frontal wkwk..

      Hapus
  16. mimin seneng baca nya . cuma agak miris aja ya .
    kayanya kalo korban broken home tidak dari orang tua pisah aja deh :D
    bisa juga dari kurang perhatian si orang tua ato kurang kasih sayang dari orang tua juga, tapi kembali lagi sama anak tersebut dan lingkungan sekitar :D

    keep smile aja gan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seseorang anak akan mencari mencari kebahagiaan lewat blog seperti ini, menceritakan pengalamannya, tidak semuanya (entar malah jadi aib). dan ada juga mencari kebahagiaan diluar lingkungan entah itu lingkungan kotor atau bersih...
      yang pasti.... OKE! gue nyaman sekarang disini.

      Hapus
  17. keluarga adalah pembentuk kepribadian seseorang..
    jangan sampe lah broken :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cinta sejati adalah cinta dari keluarga, dan restu terbaik adalah dari restu keluarga.. Tetep bersyukur bro.. tuhan telah memberikan kehidupan walaupun agak miris. :D

      Hapus
  18. Tragis sedikit baper ane :D
    Semangat gan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Laper tinggal makan, baper tinggal jadian wkwkkw. Thx yoo.. sudah nyempetin komen :)

      Hapus
  19. anak yg broken home kebanyakan kurang perhatian dari ortu , semoga aja gue selalu diperhatikan diberi kasih sayang sama ortu spy ga jadi anak yg broken home lalu lari ke jalan yg negative..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Unntuk menjadi pribadi yang lebih baik, kuncinya adalah agama. karena dengan agama, kita tau mana yang baik dan mana yang buruk :)

      Hapus
  20. Balasan
    1. Keren apa bro, yang penulis nya apa artikelnya wkwk :D
      Thx yoo udah nyempetin komen di catatan saya :)

      Hapus
  21. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  22. Bener banget kadang emang ada orang tua yang egois, tetap jalani dengan semangat mas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akibit ke egoisan orang tua, anak yang menjadi korban nya. Entah itu karna faktor ekonomi atau keduanya sudah berbeda jalan.. mengingkari janji sucinya yang dulu, hanya demi sepercik kegengsian semata.

      Hapus
  23. Hidup itu penuh teka-teki gan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang gan, hidup itu penuh teka-teki. kita sebagai pemeran dari skenario tuhan hanya bisa mengisi jalan nya teka-teki yang ia berikan.

      Hapus
  24. Artikelnya bermanfaat gan thanks ya :)

    BalasHapus
  25. jangan langsung komen ya bro,, budayakan membaca sebelum komen wkwkwk..

    BalasHapus
  26. terharu ane gan
    btw ane jg anak broken home

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heheh sabar bro, simpulin aja semua nya. ambil segi positifnya terus buang segi negatif nya.. rangkum semua postingan sama komenan nya :) Semoga bisa membantu bro.

      Hapus
  27. Wah ane jg termasuk broken home nih kayaknya.. Soalnya belum pernah merasakan kasih sayang dr bokap.. Sejak kecil udh di tinggal sama bokap..

    Curhat deh ane jadinya.. Wkakaka
    http://www.kangwira.com/2016/05/sebuah-jalan-menuju-sakitnya-cinta.html

    BalasHapus
  28. Sabar bro, tuhan punya jalan lain buat jadiin orang yang nyaris hampir jadi sampah ini jadi berlian.. Aamiin :)

    thx udah nyempetin komen bro :)

    BalasHapus
  29. waw tulisannya keren....
    klo broken home tu....
    q sih g pernah ngalamin tp buat lo semangat aj jangan putus asa ngejalani hidup...!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih sudah nyempetin berkomentar bro.. inshaa allah. Aamiin :)

      Hapus
  30. semangat gan... moga dengan gitu semua. kamu menjadi lebih baik dan sukses. tak ada alasan untuk sukses meskipun broken home...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe iya gan, makasih sudah nyempetin komen di blog sederhana ini. Inshaa Allah, aamiin :)

      Hapus
  31. Kisah yg menginspiratif..
    Suka sama gaya tulisannya, yakinlah sampah tidak akan selamanya menjadi sampah, dia bisa menjadi sesuatu yg bermanfaat dan bernilai setelah melalui berbagai proses. Semangat nulis dan lebih menginspirasi, kami tunggu next storynya..

    Salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pak, udah sempet mampir diblog kumuh ini. Insyaa allah secepatnya akan saya update lagi story lainnya :)

      Salam kenal juga. Reza dari Bandung.

      Hapus
  32. Ezaa ih ga nyangka:( puitis bgt kata katanya. Bikin merinding.

    BalasHapus
  33. Selalu speechless kalau udah baca yg ginian☹️

    BalasHapus
  34. Keren kak. Aku sekarang juga 18th, rasanya emng ada sesuatu amarah didlm hati tapi ga bisa dikeluarin, dan kalo mau melampiaskan juga ga tau harus kemana

    BalasHapus

Post Bottom Ad